
Adat Istiadat Perkawinan Masyarakat Sambas
Adat istiadat yang kerap dilakukan dan dijunjung tinggi oleh masyarakat Melayu di Kabupaten Sambas merupakan bagian penting dari kehidupan sosial dan budaya mereka. Salah satu adat yang paling sering dipraktikkan dan memiliki makna mendalam adalah adat perkawinan. Adat perkawinan ini bukan sekadar prosesi pengikatan janji antara dua insan, melainkan sebuah rangkaian upacara dan tradisi yang sarat dengan nilai-nilai luhur serta simbol-simbol kebudayaan Melayu Sambas. Dalam setiap tahapan dan rentetan istiadat yang terkandung dalam adat perkawinan masyarakat Melayu Kabupaten Sambas, terdapat berbagai macam ritual, tata cara, dan pelaksanaan yang dilaksanakan secara turun-temurun, yang menggambarkan keharmonisan, rasa hormat, serta ikatan sosial antar keluarga dan komunitas. Beberapa tahapan penting dalam adat perkawinan ini mencerminkan filosofi hidup masyarakat Melayu serta memperkuat hubungan kekeluargaan dan sosial di lingkungan mereka, dimana rentetan istiadat yang terdapat didalam Adat Perkawinan masyarakat melayu Kabupaten Sambas adalah sebagai berikut :
A. Bipari - Pari
Bipari–pari adalah melakukan suatu senda gurau antara keluarga pihak pria dan keluarga pihak wanita dengan mempergunakan kata– kata kiasan atau ibarat, sebagai penjajakan untuk menjodohkan putra– putri masing–masing. Apabila kedua belah pihak saling menyetujui dan kedua anak masing–masing tidak berkeberatan , langkah berikutnya dilanjutkan dengan “ Minta “ .
B. Minta
Minta berarti pula “Melamar“ dimana pihak keluarga pria mengirimkan utusan yang terdiri dari beberapa pasang orang tua yang dituakan dalam keluarga atau masyarakat mendatangi rumah pihak keluarga wanita. Pada saat Minta ini bahasa yang dupergunakan dengan berpantun untuk menyatukan “ Kesepakatan Bersama “, seandainya lamaran itu diterima , maka ditentukanlah kesepakatan untuk menentukan waktu, hari dan bulan tentang pelaksanaan cikram Biasanya untuk acara melamar ini dilakuan pada malam hari, dan jarang sekali yang dilakukan pada siang hari kecuali jarak kampungnya terlalu jauh. Dalam acara melamar ini apabila pihak perempuan telah bersedia menerima lamaran. Dalam acara melamar ini kebiasaan orang Melayu Sambas untuk menyampaikan maksu dan tujuan disampaikan dengan pantun Misalnya : Bunga mawar harum baunya Dahannya banyak beranting–ranting Kalaulah kembang tidak ada yang punya Kami bermaksud ingin menyunting Rumah lanting diatas batang Batangnya dipakai dari kayu damar Kami datang bukan sembarang datang Datang bermaksud ingin melamar (Pantun M.Arief , Selakau, 17 Maret 2002)
C. Cikram
Cikram merupakan peresmian ikatan pertunangan kedua belah pihak, mengandung pula keinginan agar pertunangan ini dalam waktu dekat atau tidak terlalu lama dapat diteruskan kearah pernikahan.
Apabila pihak perempuan telah bersedia menerima lamaran, biasanya pihak laki–laki langsung pada acara berikutnya yaitu acara Cikram. Pada acara Cikram ini pihak laki–laki mengeluarkan barang – barang bawaannya sebagai berikut :
1) Sirih pinang (Sirihnya tertelungkup)
2) Satu helai kain sarung
3) Satu helai baju potongan
4) Satu helai selendang
5) Sebentuk cincin emas
6) Uang sekedarnya
Kebiasaan orang Melayu Sambas dalam menyampaikan barang– barang cikram ini diselingi dengan kata–kata pantun, misalnya :
Padi seguni diatas rakit
Lalu dibawa diwaktu pagi
Cikraman ini hanya sedikit
Mohon diterima tandanya sudi
Anak Morong bulunye kemerahan
Makan kelapa lakkak dilantur
Barang cikraman saya serahkan
Terserah bapak hendak mengatur
( Pantuh Badri Bonang, Tebas 20 Nopember 2008 )
Sebagai balasan dari pihak perempuan bahwa lamaran tersebut telah diterima maka kepada pihak laki–laki juga diserahkan barang –barang balasan dari pihak perempuan berupa :
1) Sirih pinang (Sirihnya terlentang)
2) Satu helai kain pelekat
3) Satu buah kopiah
4) Satu helai baju muslim
5) Macam–macam kue juadah khas Sambas
d. Antar Pinang
Didalam masyarakat Melayu di Kalimantan Barat terdapat dua istilah untuk sebutan ini, ada yang menyebutnya Antar Uang dan Antar Pinang. Pada masyarakat Melayu Sambas lebih dikenal dengan sebutan Antar Pinang. Baik dengan sebutan Antar Uang atau Antar Pinang pada kenyataannya apa yang diserahkan oleh pihak laki–laki memang terdapat kedua barang tersebut : sejumlah uang dan sebuah talam atau baki yang berisi buah pinang.
Disebut antar pinang karena buah pinang dijadikan lambang karena dari pertumbuhannya yakni batangnya yang kokoh berdiri, pelepah daun yang dapat melindungi daerah sekitarnya, buahnya pelengkap makan sirih dan dapat menguatkan gigi. Lambang utama pinang semakin menjadi pasangan harmonis karena dilengkapi lagi susunan daun sirih muda ditaburi irisan halus daun pandan yang wangi. Belumlah lengkap penyerahan barang antaran ini , bila tidak dilengkapi dengan sebuah tempat sirih disebut Tepa’ yang lengkap dengan sirih , gambir, racikan buah pinang, tembakau yang kesemuanya tempatnya dari tembaga / perunggu di sebut cambul.
Pada waktu yang telah ditentukan , diadakan upacara Antar Pinang yaitu pihak keluarga pria dengan diikuti beberapa kaum keluarga dan kerabat terdekat mengunjungi rumah keluarga pihak wanita untuk menyerahkan barang–barang hantaran.
Pada umumnya barang–barang hantaran yang dimaksud terdiri dari :
I. Seceper Sirih Seulas Pinang
II. Perlangkahan (Khusus untuk saudara tertua, kakak atau abang yang masih belum berkeluarga) Misalnya :
1. Satu helai kain sarung untuk satu orang
2. Satu helai bahan baju untuk satu orang
(Yang dilangkahi oleh mempelai wanita ada dua orang yaitu seorang abang dan seorang kakak)
III. Cikram : 1. Satu Helai bahan baju kebaya
2. Satu helai kain benang emas
3. Satu helai selendang
4. Uang Tunai Sebesar Rp. 5.000,- (Lima Ribu Rupia)
(1, 2, 3, dan 4 sudah diserahkan tanggal sekian)
IV. Barang–Barang Hantara Berupa :
1. Barang–barang perhiasan berupa Emas :
a. Seuntai Kalung Emas
b. Sebentuk Cincin Emas
c. Sebentuk Gelang Emas
d. Sepasang Subang emas
2. Seperangkat alat tempat tidur
3. Satu stel kain Benang Emas
4. Dua Stel Sprai
5. Dua Helai Kain Panjang
6. Dua Helai Kain Kebaya
7. Dua Helai Bahan Baju
8. Seperangkat alat Sholat
9. Satu Set Barang – Barang Kosmetika
10. Satu Helai Selimut
11. Satu Helai Handuk
12. Dua Pasang Sepatu
13. Seperangkat Barang–Barang Kelontong
D. Uang Hantaran Sebesar Misalnya Rp. 1.110.100,- (Satu Juta Seratus Sepuluh Ribu Seratus Rupiah) .
Dalam penyampaian barang antaran biasanya kedua belah pihak baik pihak pria maupun pihak wanita selalu menggunakan pantun. Adapun contoh pantun yang digunakan adalah sebagai berikut : Pantun dalam penyerahan barang antara oleh pihak pria :
Pinang kote tolong julukkan
Mari disiram didalam taman
Sebelum penyerahan antaran disampaikan
Terlebih dahulu saya sampaikan salam
Bukan batang sembarang batang
Batang nurjat rasennye pahit
Kamek datang bukan sembarang datang
Datang berhajat bermaksud baik
Kembang selaseh didalam cawan
Batang padi didalam jiramek
Terima kaseh kepada pihak perempuan
Yang sudi menerima kehadiran kami
Datuk penghulu membawa garam
Lalu dijual di desa Tangaran
Kalau dulu dan ngantar cikram
Sekarang kamek ngantarkan antaran
Membuat kemah tempat bermalam
Dihari malam bersantai – santaian
Urang punyi rumah berkirim salam
Bersama hajatnye minta disampaikan
Buah pinang masaknye merah
Kalau yang muda banyak begattah
Antar pinang tibalah sudah
Sebagai adat–istiadat daerah
Banyak bintang yang bertaburan
Dilangit tinggi bintang kepayang
Kami datang membawa barang antaran
Untuk saudari ........ yang tersayang
Satu persatu kamek tuliskan
Daftar barang kamek sertakan
Kami harap mohon dimaafkan
Bila barang kurang memuaskan
Ikan ruan enak dimakan
Dijual orang di pasar pekan
Barang antaran nak saye serahkan
Tulong perikse tulong dibacekan
Anak angse mencari ikan
Mencari ikan untuk dimakan
Mun udah diperikse udah dibacekan
Kalau kurang tulong padahkan
Burung perkutut burung ketiter
Membuat sarang dipohon kelapak
Saye takut dan saye kuater
Kalaulah ade barang yang lupak
Tidakkan same didalam koran
Soal yang kacik dibasar–basarkan
Hanyalah itok barang–barang antaran
Lebih kurangnye mohon dimaklumkan
Setelah menerima barang biasanya pihak perempuan membalasnya juga
dengan pantun
Bunga mawar harum baunya
Batu permata intan delima
Terimalah barang balasan kami apa adanya
Sebagai bukti lamarannya telah kami terima
Burung merpati beranak lima
Bulunya bagus hitam selasih
Barang balasan telah kami terima
Kami ucapkan terima kasih
E. Akad Nikah
Akad Nikah adalah acara ritual yang sangat sakral dipimpin oleh seorang penghulu disaksikan oleh dua orang saksi dan dapat dilaksanakan dirumah pengantin perempuan ataupun dikantor urusan agama setempat. Ditempat yang telah disiapkan telah menunggu penghulu, orang tua / walinya penganten perempuan , saksi. Disamping diletakkan sebuah appar kecil dengan isi rangkaian daun sirih , bertabur bunga rampai, bertajuk kembang kertas berwarna–warni. Peralatan ini diserahkan kepada penghulu setelah acara akad nikah selesai. Penganten laki–laki dituntun oleh wakil orang tuanya didampingi saksinya. Orang tua/wali penganten perempuan melakukan ijab qobul dengan penghulu. Setelah diperoleh keputusan , maka khotbah nikah dibacakan oleh penghulu. Kemudian dengan beberapa tuntunan singkat kepada
penganten laki–laki, orang tua laki–laki penganten perempuan atau walinya atau berwali kepada penghulu berjabatan tangan dengan penganten laki–laki sambil mengucapkan kata–kata menikahkan dan beberapa redaksi kata pelengkapnya. Kemudian spontan penganten menjawab singkat , jelas, memenuhi syariah/sunatullah. Penghulu meminta ketegasan jawaban dari kedua orang saksi, apakah jawaban penganten laki–laki sudah benar atau belum memenuhi syarat. Kalau belum memenuhi syarat diulang lagi .
Pantun Pada Acara Akad Nikah
Alhamdulillah kepada Allah
Hari ini adalah cerah
Kita semua tiada gundah
Selesailah sudah akad nikah
Paggi kepasar membeli selasih
Dimasak dengan air yang bersih
Kami ucapkan terima kasih
Kepada Hadirin memberikan tali kasih
Buah kelapa boleh diukur
Santannya jadi penyedab bubur
Kedua keluarga patut bersyukur
Terlaksana baik rencana yang diatur
F. Pulang Memulangkan
Mulang–mulangkan biasanya dilaksanakan pada malam hari seusai perayaan hari besar pada siang harinya. Pada malam mulang– mulangkan hidangan yang disajikan adalah kueh (Juadah mukun) yaitu macam–macam dodol, ada yang ari nenas, kacang tanah, Keribang, Kundur, Perenggi, dan juga disertakan kue lapis. Hidangan untuk pengantin biasanya diletakkan diatas Appar atau baki yang terbuat dari tembaga yang berkaki. Tahapan upacara ini disebut juga dengan lembaga adat yang bertujuan untuk membekali kedua mempelai dengan nasihat–nasihat, pandangan–pandangan agar apat diterapkan dalam rumah tangganya dikemudian hari. Disamping itu juga kedua orng tua masing–masing saling menyerahkan dari putra/putrinya untuk dapat dibina keharmonisan rumah tangganya. Biasanya kedua orang tua sudah mewakilkan kepada oranmg yang ditunjuk untuk menyampaikan dalam mulang – mulangkan ini. Kedua mempelai ikur bersanding menghadapi majelis ini. Seiring perjalanan waktu adat ulang–mulangkan dilaksanakan setelah akad nikah dilangsungkan, acara pulang
memulangkan ini berisikan nasihat dari orang tua atau tokoh masyarakat atau tokoh adat yang sudah berpengalaman dalam mengarungi bahtera kehidupan.
G. Bepallam
Bepallam dapat diartikan “dilarang keluar rumah“. Larangan ini khusus untuk si gadis. Bepallam dilakukan si gadis dua minggu menjelang hari perkawinan, malah ada yang sampai sebulan sebelumnya. Si gadis diserahkan kepada seorang perempuan setengah umur dan merupakan “Mak Inang“ dengn tugas-tugas khusus. Pada malam atau sore si gadis diantar kerumah mak inangnya dan baru kembali pada waktu subuh menjelang hari pesta perkawinan. Tugas khusus Mak Inang ialah mempersiapkan fisik si gadis menghadapi masa perkawinannya mempelajari hal–hal yang berkaitan dengan tata cara duduk dipelaminan, cara melakukan sembah sujud dan bersalaman. Persiapan fisik agar saat duduk bersanding kelihatan anggun dan ayu. Untuk itu si gadis melakukan makan berpantang, memperhalus kulit, mengeluarkan keringat yang berbau tidak sedap dan lain sebagainya. Iya juga dilarang makan–makanan yang mengeluarkan bau seperti petai, jengkol dan terasi serta makanan yang digoreng, atau berminyak.
H. Betangas dan Bekasai
Betangas adalah adat untukmenghilangkan bau keringat badan pengantin pria maupun pengantin wanita. Cara betangas adalah “ Sehelai tikar pandan berukuran panjang dua meter dan lebar satu meter diglung seperti sebuah secobong. Si gadis dimasukkan kedalam gulungan tikar tersebut. Di bagian atasnya ditutup dengan kain. Si gadis duduk diatas bangku atau kuda–kuda. Kedua kaki dilonjorkan kedepan. Kemudian diambil panci yang berisi rebusan daun serai wangi, limau purut, dandaun pewangi lainnya, lalu diletakkan dibawah kedua kakinya dalam keadaan masih panas. Panci air rebusan itu diletakkan selama lebih kurang 10 sampai 20 menit. Uap panas yang harum baunya ini akan meransang keluarnya keringat sebanyak mungkin. Selesai betangas si gadis di beri kasai langgir. Bekasai dilakukan didalam kamar tertutup. Kasai terbuat dari beras yang ditumbuk sehalus mungkin. Kemudian diberi air dan dicampur dengan kulit langgir serta limau purut dan tumbuhan pewangi lainnya. Kemudian dilulurkan keseluruh tubuh. Betangas dan bekasai dilakukan hampir setiap hari.
Bahan apa saja yang di pergunakan untuk betangas dijelas oleh M.Arief dalam Adat Budaya Melayu Tak’kan Layu adalah sebagai berikut :
1. Satu ikat kecil daun serai wangi
2. Satu ikat kecil daun ganda sari / ganda restu
3. Tiga helai daun pandan muda
4. Satu ikat daun sambung laut
5. Lima helai daun limau purut muda
6. Satu ikat kecil akar lalang
Adapun alat yang dipergunakan untuk betangas adalah sebagai berikut :
1. Satu buah periuk kecil (terbuat dari besi atau tembikar yang biasa disebut Morong)
2. Dua lembar tikar pandan yang dibuat seperti Drum minyak tanah ( bundar)
3. Dua helai kain panjang untuk menutup atas bundaran tadi supaya uap tetap bertahan/tidak keluar
4. Satu buah bangku kecil untuk tempat duduk
5. Satu buah kayu kecil sepanjang 30 cm yang diruncing untuk mengaduk–aduk dalam periuk tadi
6. Dua orang pembantu untuk memasak dan mengantar periuk tadi kepada calon pengantinyang mau betangas
Semua bahan–bahan yang disebutkan diatas dimasukkan kedalam periuk untuk di rebus, tetapi sebelum direbus tutup periuk tadi diganti dan ditutup dengan beberapa helai daun pisang agar mudah untuk menusuk atau mengaduk rempah yang telah dimasak tadi, kemudian setelah cukup matang barulah dimasukkan kedalam bundaran tadi bersamaan dengan masuknya calon pengantin itu juga, selanjutnya bagian atas bundaran tersebut ditutup dengan kain rapat–rapat sehingga uap yang keluar dari mulut periuk membasahi seluruh tubuhnya.
I. Berinai
Berinai disebut juga Bepacar. Inai dibuat dari daun inai yaitu sejenis tumbuh–tumbuhan yang dinamai pokok inai. Besar daunnya kira – kira 2 cm. Daun inai digiling halus–halus, kemudian dicampur sedikit gambir. Sehari menjelang hari pesta perkawinan pada malam harinya si gadis diberikan inai. Caranya : Ujung jari sampai sedikit dibawah kuku, jari tangan kanan dan kiri dibungkus dengan inai yang telah digiling tadi, kecuali kuku. Kuku dilapisi dengan cairan lilin lebah. Pagi–pagi bungkus inai ditanggalkan dan jari–jari akan menjadi merah sedangkan kuku tetap seperti semula. Berinai seperti ini dinamakan “Berinai putih kuku“. Berinai biasanya dilakukan pada malam hari. Kalau dilakukan pada siang hari “ takut dilihat ayam “ . Kalau berinai dilihat ayam maka inai tidak menjadi merah, ataupun kalau merah, merahnya agak pucat kurang indah dipandang mata. Berinai dilakukan juga oleh calon pengantin lakil–laki, tetapi tidak semua jari diberi inai misalnya jari telunjuk kanan dan kiri. Maksud dan tujuan berinai adalah menunjukkan kedua insan ini pengantin baru . Kalau tanda–tanda lain memang agak sulit juga membuat identitas pengantin baru.
J. Buang-Buang
Buang-buang adalah kegiatan adat bepadah kepada para leluhur agar kegiatan yang akan dilaksanakan diberkati oleh Allah SWT. Kegiatan ini dipimpin oleh seorang paranormal. Adapun barang-barang yang diperlukan dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut:
1. SELIMPAT (digoreng) berbentuk seperti
a. Alat rumah tangga
b. Jallu
c. Perahu
d. Daun pisang diberi tepung
2. Cucur
3. Darram-darram
4. Rateh
5. Beras kuning
6. Telor masak
7. Telor mentah
8. Kain kuning ½ meter
9. Duit logam warna kuning
10. Paku
11. Benang putih
12. Jarum
13. Nasi kepal (putih, hitam, kuning)
14. Bumbu dapur dibungkus pakai kertas kecil-kecil
15. Pisang Masak dan mentah
16. Rokok Gental
17. Air kopi Manis dan pahit
18. Air Putih
Maksud dari acara buang-buang ini adalah sebagai peringatan bagi pengantin baru untuk membersihkan diri dan membuang kebiasaan-kebiasaan yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.
K. Upacara Hari Pesta Perkawinan
1. Sambutan Tuan Rumah
Sambutan tuan rumah adalah pidato yang diucapkan oleh orang yang empunya pekerjaan atau hajatan, biasanya dilakukan oleh tuan rumah sendiri dan bisa juga diwakilkan pada saudara atau tokoh masyarakat yang dianggap sudah biasa mewakili tuan rumah dalam setiap perta perkawinan. Biasanya sebelum tuan rumah disuruh menyampaikan pidatonya terlebih dahulu pembawa acara membacakan urutan susunan acara kemudian mempersilakan tuan rumah untuk menyampaikan isi pidatonya misalnya dengan menggunakan pantun :
Pergi berburu kedalam hutan
Anak raja gemar memanah
Terlebih dahulu kata sambutan
Kata sambutan oleh tuan rumah
Adapun isi pidato tuan rumah adalah pertama mengucapkan terima kasih atas kehadiran pada undangan, Kedua mohon doa restu semoga kedua mempelai menjadi pasangan yang sakina mawaddah warahmah, ketiga mohon maaaf kepada seluruh hadirin yang menghadiri pesta perkawinan ini barang kali ada kata–kata yang kurang berkenan, penyambutan yang kurang mnyenangkan, penempatan tempat duduk yang kurang pas dengan pangkat dan jabatannya, hidangan yang kurang sesuai dengan selera para undangan serta mungkin pada kertas undangan salah penulisan nama dan gelarnya.
2. Zikir Nazam
Zikir Nazam merupakan kesenian yang bernafaskan Islam . Bentuk dari kesenian Nazam ini adalah seperti berzanji. Syairnya dilagukan dalam bahasa Arab. Biasanya dilakukan setiap malam jum’at di surau atau di rumah penduduk yang menginginkan kegiatan itu, Nazam merupakan pembacaan Berzanji dengan dilakukan dan terdapat pengurangan kata–kata dalam syairnya apabila jumlah baris kelebihan dan ada penambahan jumlah baris apabila kekurangan. Yang penting jumlah baris dalam setiap bait harus ada empat belas.
3. Zikir Berjanzi
Berzanji juga merupakan kesenian yang bernafaskan Islam. Kesenian ini berupa pembacaan syair– syair dari kitab Al – Barzanji yang ditulis dalam bahasa Arab . Kitab ini berisikan sejarah lahirnya Nabi Muhammad SAW. Dalam pembacaan syair ini biasanya menggunakan irama–irama dan gerakan tertentu . Ada syair yang dibacakan dengan duduk dan ada pula yang dibacakan dengan berdiri. Berzanji biasanya dilakukan pada waktu memperingati Maulid Nabi atau kelahiran Nabi Muhammad SAW, pada gunting rambut bayi, ataupun pada acara perkawinan, serta pada acara pindah rumah , tujuan dari pembacaan ini adalah mengggungkan nama Allah dan Rasulnya, Muhammad SAW.
4. Sambutan Mewakili Undangan
Untuk mengisi waktu tuan rumah mempersiapkan hidangan yang berupa saprahan yang akan disusun, dimulai dari shap atas sampai shap bawah, biasanya diisi dengan sebuah pidato yang disebut dengan “ Sambutan Yang Mewakili para Undangan” untuk mewakili undangan ini biasanya sudah ditunjuk oleh tuan rumah melalui pamangku pekerjaan. Orang yang sering ditunjuk sebagai yang mewakili undangan biasanya mulai dari pejabat pemerintah seperti Bupati, Wakil Bupati, Kepala Dinas dan Camat. Setelah itu kalau tidak ada pejabat baru tokoh Agama atau tokoh masyrarakat adapun inti dari pidato yang mewakili undangan ini, pertama mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah karen telah sudi mengundangnya, kedua mohon maaf kepada tuan rumah untuk undangan yang berhalangan hadir munkin sedang sakit atau sedang menghadiri majelis seperti ini juga ditempat lain , ketiga mendoakan kedua mempelai semoga menjadi keluarga yang sakinah mawaddah dan warohmah. Apabila petugas yang menyusun saprahan belum juga selesai maka yang mewakili undangan harus memperpanjang pidatonya sampai saprahan itu selesai semuanya. Adapun yang menjadi topik pembicaraan biasanya kalau yang mewakili undangan adalah pejabat maka yang disampaikan adalah masalah pembangunan atau isu–isu terkini yang berhubungan dengan pembangunan di kabupaten Sambas. Apabila yang mewakili undangan itu tokoh agama biasanya pidatonya berisikan ceramah tentang yang berhubungan dengan keluarga sakinah mawaddah dan warohmah. Yang mewakili undangan ini akan memberhentikan pidatonya apabila semua hidangan sudah disajikan.
5. Belarak
Belarak adalah kegiatan mengantarkan pengantin laki–laki kerumah pengantin perempuan yang diikuti oleh sanak keluarga dan handai taulan. Sebelum belarak dilakukan pihak pengantin laki – laki menunggu utusan dari pengantin perempuan kapan waktunya untuk turun dari rumah. Setelah utusan pengantin perempuan datang, biasanya kedatangan utusan pengantin perempuan dengan membawa makanan yang terdiri dari nasi dan lauk pauk diiringi dengan Tar dan musik tanjidor. Kemudia salah satu wakil dari utusan menyampaikan salam dari pihak perempuan, bahwa kedatangan mereka adalah untuk menjemput pengantian laki–laki. Dengan dituntun oleh pengawalnya pengantin laki–laki melakukan salam takzim kepada kedua orang tua dan sanak saudara, mohon izin dan doa restu untuk meninggalkan rumah menuju ke penghidupan yang baru membina rumah tangga yang baru. Kemudian pengantin laki–laki dituntun berdiri didepan pintu, dengan diiringi pembacaan salawat Nabi dengan langkah kaki kanan terlebih dahulu pengantin laki–laki turun dari rumah meninggalkan orang tuanya menuju rumah pengantin perempuan.
6. Besurrung
Pada saat kata sambutan yang mewakili undangan akan dimulai , maka acara besurrung juga dimulai . Acaran besurrung ini adalah acara menyajikan hidangan makanan untuk disantap oleh para undangan yang berada di dalam tarub. Cara menyajikan makanan ini tidak sembarang tapi menggunakan tata cara tertentu, mengingat posisi duduk para undangan saling berhadapan, sehingga perlu tata cara untuk menyajikannya. Tata cara menyajikan Saprahan mempunyai aturan yang tertentu. Hidangan yang akan disajikan diangkat dan dibawa oleh 5 orang tukang angkat sajian atau pramusaji atau tukang surrung dan kegiatan ini biasa dinamakan kegiatan besurrung. Besurrung adalah mengangkat saji kehadapan tamu undangan yang sedang duduk bersila diatas hamparan tikar permadani yang khusus. Para undangan duduk berhadapan kiri dan kanan bersap yang tempat duduknya telah diatur oleh seksi pengatur tamu yang telah ditugaskan. Dan sesuai dengan tata cara adat budaya daerah Kabupaten Sambas”. Penyurrung (tukang pembawa sajian) adalah orang yang terpilih baik dalam penampilan, dengan memakai pakaian melayu yang seragam bersih dan rapi (berbusana seragam ). Hidangan yang akan di angkat di bawa oleh 5 orang penyurrung yang mempunyai tugas mengangkat sajian : Penyurrung 1 : Barisan terdepan bertugas mengatur , meletakkan sajian diatas hamparan tikar didepan tamu undangan . Penyurrung 1 membawa alas saprah dan tempat air cuci tangan. Penyurrung 2 : Membawa pinggan saprah berisi nasi Penyurrung 3 : Membawa baki lauk pauk ( Baki Besar ) Penyurrung 4 : Membawa pinggan nasi, sendok nasi dan sendok makan Penyurrung 5 : Membawa baki kecil berisi cawan air minum Kelima penyurrung mengambil bawaan masing–masing dan menyusun diri menurut tugasnya. Mereka mengambil posisi secara sistimatis mulai dari memasuki ruangan , berjalan, duduk, kemudian kembali meninggalkan sajian menuju tempat semula, dengan cara santun dan senyum. Batararang bawaan atau sajian saprahan disampaikan secara sambung menyambung (estapet) antara penyurrung ke penyurrung yang lain. Penyurrung utama meletakkan sajian–sajian yang diterimanya dari penyurrung ke-2 dan seterusnya sampai selesai. Setelah selesai semua barulah dengan serempak mereka kembali pada posisi awal untuk melakukan tugas berikutnya hingga seluruh undangan disajikan saprahan. Dan akhirnya tuan rumah mempersilakan semua undangan menyantap saprahan yang sudah tersedia. Pengaturan perlengkapan makanan saprahan dilakukan oleh beberapa kelompok yang berpengalaman untuk mengaturnya. Perlengkapan terdiri dari :
a. Enam buah pinggan/piring nasi, diatasnya telah disiapkan 1 helai kain (seukuran taplak meja) yang akan dipergunakan sebagai alas pinggan saprahan (tempat nasi) piring lauk- pauk , 2 atau 3 buah sendok kuah/air lauk.
b. Satu buah pinggan/piring saprahan berisi nasi
c. Satu tempat air cuci tangan . Diatasnya disiapkan 1 helai serbet ( lap tangan) dan gelas kecil untuk mengambil air, 1 buah wadah disebut batil untuk menampung air bekas cucian tangan.
d. Enam buah piring yang telah berisi lauk pauk
e. Enam buah cangkir /cawan yang telah berisi air minum. Pengaturannya : Seorang telah duduk seperti duduk antara dua sujud tetapi satu kaki (kanan) sedikit diangkat untuk menguatkan/ menyeimbangkan posisi tubuh.
Penempatannya : Begitu pinggan nasi diserahkan , petugas yang duduk tadi mengambil kain alas. Dihamparkannya pada posisi yang sudah diperhitungkan leluasa untuk tempat duduk undangan yang nantinya melingkar sebanyak 6 orang dengan kelompok saprahan berikutnya. Pinggan saprahan diletakkan di tengah–tengah alas. Petugas lainnya yang membawa piring – piring 5 buah , biasanya 6 buah dengan mempergunakan baki besar duduk mendekati pengatur, dalam posisi memegang baki. Piring lauk satu persatu dilingkarkan di sekeliling pinggan saprahan. Sendok lauk yang tadinya masih diatas susunan pinggan nasi diambil diletakkan dipinggir piring lauk. Tempat air cuci tangan, 6 buah pinggan nasi diletakkan sejajar juga, 6 buah cawan/cangkir air minum diantara kelompok– kelompok saprahan. Cawan/cangkir air minum pun dibawa dalam baki. Disamping yang telah disajikan untuk makan 1 saprahan tadi, disediakan lagi nasi untuk tambahan dalam pinggan saprahan yang letaknya dibelakang undangan atau jalur yang mudah bagi petugas untuk melayani tambahan nasi. Demikianlah pengaturan saprahan sehingga terhidang untuk semua undangan. 7. Makan Besaprah/Saprahan (Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2019) Makan besaprah adalah suatu aturan jamuan makan di Kabupaten Sambas pada saat upacara adat perkawinan, tepung tawar , gunting rambut, pindah rumah. Adapun aturan makan besaprah terdiri dari 6 orang . Jenis makanan yang disajikan terdiri dari nasi, lauk pauk, dan minuman. Untuk lauk pauknya biasanya menunya terdiri dari : a. Semur daging
b. Masak Putih Ayam
c. Sambal goreng hati dan kentang
d. Paccri nenas, atau terung
e. Acar Timun
f. Ayam goreng atau goreng daging sapi
g. Telur asin rebus
Untuk minuman biasanya menggunakan minuman tradisional yang disebut dengan air serbat yang terdiri dari campuran air sepang dicampur dengan rempah–rempah. Untuk lebih ringkasnya jaman sekarang kebanyakan orang menggunakan air mineral didalam gelas pelastik sebagai air minum setelah makan. Adap didalam makan besaprah, setelah dibagi setiap 6 orang dalam satu kelompok pertama yang dilakukan adalah cuci tangan secara bergiliran dimulai dari yang lebih tua dulu atau orang yang dituakan, kemudian baru mengambil nasi, setelah semua mengambil nasi, lauk pauk yang terdapat didalam piring terutama ayam dan sapi dipindahkan dalam pinggan saprah supaya mudah diambil. Adap dalam makan besaprah pinggan yang berisi nasi dan lauk pauk harus terletak diatas lantai tidak boleh diangkat diatas tangan. Biasanya selama zikir nazam berlangsung, tuan rumah menyediakan snack yang terdiri dari kue lapir legit atau kue bolu dan permen yang dibungkus dalam pelastik serta minuman mineral, untuk dimakan oleh undangan selama acara zikir berlangsung. Setelah besurrung dilakukan , maka giliran tuan rumah mempersilakan pada undangan untuk menyantap makanan, biasanya tuan rumah dalam mempersilakan undangan untuk makan dengan menggunakan pantun. Seperti :
Dari Semberang Ke Kartiase
Muatannya buah semangke
Karena hidangan sudah tersedia
Dipersilakan untuk menikmatinya
Hal yang diistimewakan baik pada posisi duduk undangan sebagaimana dijelaskan di atas, juga pada peralatannya yakni untuk saprah atas cawan/cangkirnya dilengkapi dengan tutup/tudungnya. Ukuran daging lauk pauk agak dibesarkan dari hidangan saprahan dibawahnya. Ketentuan ini tidak ada yang memprotes seolah–olah dibedakan. Adat istiadat dipatuhi.
L. Upacara Setelah Hari Pesta Pernikahan
Acara setelah hari besar masih ada beberapa rangkaian adat yang masih harus dilaksanakan yaitu :
1. Mandi Belulus Mandi Belulus dilaksanakan keesokan harinya setelah acara selamatan. Kegiatan ini dihadiri oleh keluarga kedua belah pihak. Pihak pengantin perempuan mengundang pihak keluarga pengantin laki-laki untuk menyaksikan kegiatan ini dan dihadiri juga oleh tokoh masyarakat. Mandi belulus adalah kegiatan mandi yang dibarengi dengan upacara adat yaitu dengan mengelilingkan seperangkat talam yang berisikan lilin, buah kelapa yang sudah dibelah dua, sumbu kompor dan lain-lain. Kemudian talam tersebut dikelilingkan pada pasangan pengantin selama tujuh putaran, sampai pada putaran ketujuh kedua mempelai disuruh untuk meniup lilin tersebut secara bersamaan. Setelah acara tersebut selesai maka kedua mempelai disuruh berpakaian dan makan bersama dengan keluarga kedua mempelai dengan harapan agar keluarga kedua mempelai terjalin hubungan silaturrahmi yang lebih dekat lagi.
2. Pengantin Bejalan
Pengantin berjalan dilaksanakan pada hari yang sama dengan mandi belulus tapi waktunya pada waktu malam hari setelah sholat Isya. Kedua mempelai berserta keluarga pihak sebelah perempuan pergi berkunjung kerumah pihak keluarga laki-laki. Pihak keluarga laki-laki mempersiapkan jamuan sederhana biasanya berupa makanan ringan seperti: bubur kacang hijau, bubur nasi, kimlo dan sebagainya sesuai dengan selera tuan rumah. Pada acara tersebut pihak perempuan membawa seluruh keluarganya beserta tokoh masyarakat dengan harapan lebih mengeratkan hubungan silaturahmi kedua keluarga atau kedua desa. Pada saat ingin pulang biasanya ibu dari pengantin laki-laki memberikan bekal kepada menantunya.
M. Tepung Tawar
Tepung tawar adalah salah satu prosesi dalam acara adat Melayu, yang biasanya dilakukan pada acara pernikahan, sunatan, menabalkan nama, menyambut jemaah haji, syukuran, menyambut tamu agung, dan lainnya. Nama tepung tawar ini sendiri diambil dari salah satu bahan yang ikut dalam ramuan tepung tawar itu, yakni berupa tepung beras yang dicahar dengan air. Acara tepung tawar ini dilakukan dengan diiringi lantunan shalawat Nabi dan Marhaban. Makna yang diambil dalam perayaan tepung tawar sendiri adalah supaya yang bersangkutan diberi kemudahan, di doakan yang terbaik, di beri keselamatan, dan lain sebagainya dalam hal kebaikan.
N. Ngabayant
Ngabayant adalah upacara syukur setelah panen dan mengharap hasil yang baik saat menanam padi pula, acara ini masih sangat kental di sasak kabupaten sambas. Acara ini dilakukan setiap desa/ kampung secara bergiliran di kecamatan sajingan kabupaten sambas. Rasa syukur ini di wujudkan dalam bentuk masak memasak yang di adakan setiap rumah , lalu para tetangga yang saling menyapa dan bertamu antara rumah- kerumah. Tuan rumah biasanya sudah menyiapkan beberapa makanan yang wajib ada , seperti cucur ,lemang, ayam , babi dan lain sebagainya. Acara ini dilakukan setelah panen padi.
Salah Satu Contoh Video Adat Istiadat Perkawinan :
- Tag: